FOLLOW US

NGAJI KITAB KUNING               Ngaji kitab kuning memang sudah jadi tradisi di pondok pesantren. Dengan berbagai metode menjadikannya...


NGAJI KITAB KUNING       
       Ngaji kitab kuning memang sudah jadi tradisi di pondok pesantren.
Dengan berbagai metode menjadikannya sebuah metode pembelajaran bahasa Arab yang aktif, mulai dari khataman, sema'n, dan juga sorogan.
Tapi apakah sejatinya ngaji kitab kuning menjadi sebuah metode terbaik bagi pembelajaran bahasa Arab?
Sangat subyektif ketika kita menjawabnya dengan kata "iya" atau "tidak"

Setidaknya ada beberapa keunggulan daripada ngaji kitab kuning ini.
Seperti kita tau terdapat 4 maharoh dalam pembelajaran bahasa arab. Kalam, qiro'ah, kitabah, dan istima'.
Dan keempat maharoh tersebut bisa kita dapatkan dalam ngaji kitab kuning.

Dalam model sema'an, kita bisa mendapatkan semua maharoh tersebut.
Ketika kyai membacakan kalimat perkalimat tentunya kita mendengarkan dan mendapatkan maharoh istima' didalamnya
Kemudian sambil kita memberi ma'na (maharoh kitabah) juga kita mendapat maharoh qiro'ah dari proses "nyemak" bacaan kyai.

Kemudian dalam model sorogan (satu persatu santri membaca di hadapan ustadz/kyai)
Sudah barang tentu kita mendapat maharoh kalam dan maharoh qiro'ah juga maharoh istima' dari proses tersebut.

Dan tradisi ngaji kitab kuning masih banyak kita temui di kalangan pondok pesantren salaf.
Secara tidak sadarpun kita juga banyak mendapat kosakata bahasa Arab baru dari membaca kitab kuning.
Hal tersebut bisa memperbanyak perbendaharaan kosakata kita dalam bahasa Arab.
Dengan berbagai macam kitab yang dipakai juga membuat kita semakin luas mempelajari bahasa Arab.

Memang terdengar klasik, tapi sudah barang tentu ada diantara kita yang bisa dikatakan mempunyai kemampuan berbahasa Arab dari metode ngaji kitab kuning.

0 komentar: